Jumat, 13 Juni 2014

Test Ride Kawasaki Ninja Mono.

Test Ride Kawasaki Ninja RR Mono, Dimanja Akselerasi


Bogor - Sirkuit Sentul menjadi tempat berkenalan dengan Kawasaki Ninja RR Mono. Performanya boleh dirasakan dan dibandingkan dengan model Kawasaki yang lain seperti Ninja 150RR dan Ninja 250 FI dua silinder. Tapi, kali ini fokus pada impresi berkendara bersama Ninja RR Mono!

Sesuai dengan DNA racing-nya, pengembangan Ninja RR Mono banyak dilakukan di sirkuit dengan masukan dari para pecinta kecepatan. Hasilnya, mesin 250 cc dan basis-nya dari KLX 250 ini menawarkan akselerasi, juga diklaim memiliki karakter handling yang ringan dan stabil.

"Meski basisnya dari KLX250 tapi yang sama hanya crank case, lainnya berbeda," ungkap Ukami San, Project Leader dalam pengembangan Ninja RR Mono. Tentunya serangkaian perubahan sengaja dilakukan untuk mendapatkan tenaga lebih besar sesuai kebutuhan motor jalanan.

Riding Position
Selepas mendapat penjelasan tersebut, sesi test ride dilakukan! Asik.. Paling pertama dirasakan adalah riding position-nya. Benar-benar merasa jadi orang besar. Ya merasa tubuh ini terlalu besar, pasalnya Ninja RR Mono punya ukuran bodi yang tergolong kecil.

Bodinya ramping, bahkan tangkinya terasa kecil. Posisi duduknya pun rendah, tinggi jok ke tanah hanya 780 mm. Rider dengan tinggi badan 165 cm hanya jinjit sedikit saja, kalau punya tubuh lebih dari 170 cm seperti Mr Testo pasti kedua kaki bisa menapak sempurna.

Awalnya mengira posisi setang yang berada di bawah segitiga atas sokbraker depan akan membuat posisi berkendara sangat merunduk. Nyatanya tidak, hemmm.. sepertinya karena posisi jok memang lebih rendah, jadi kalau ditarik garis lurus dari samping, posisi setang masih lebih tinggi dari jok. Buat harian masih okelah, tidak cepat pegal.

Setang di bawah segitiga atas sokbraker tapi tidak terlalu menunduk. Sokbraker belakang anteng. Ada juga versi rem ABS.

Jok yang terlihat tipis nyatanya masih nyaman dan empuk. Saat pandangan mata tertuju pada panel indikator full digital, cukup kaget juga. Meski kecil namun memiliki visibilitas yang sangat baik, selain tidak silau di bawah terik matahari juga tetap mudah dibaca saat ngebut. Dua informasi paling penting, takometer dalam bentuk bar di bagian atas dan spidometer berukuran besar tetap mudah dilihat meski sedang melaju di atas 130 km/jam. 

Fitur lain di area kemudi hampir tidak ada yang istimewa. Panel di setang standar banget hanya ada engine stop di kanan dan kiri ada tombol lampu jauh-dekat, sein dan klakson. Lampu depan tanpa saklar dan langsung menyala ketika kunci kotak "On". Oiya, kunci setangnya juga sederhana tanpa pelindung lubang kunci dengan magnet.

Full digital tapi mudah dibaca.
Handling
Dapat giliran ngegas masuk lintasan di grup pertama, bareng Katsuaki Fujiwara, pembalap tim Kawasaki di Asia Road Racing Championship yang juga pernah turun di World Supersport (WSS). Sayangnya, rombongan pertama ini justru tidak terlalu cepat. Fujiwara sebagai leader group membatasi kecepatan, khususnya setelah keluar tikungan.

Tapi bisa dirasakan jika suspensi Kawasaki Ninja RR Mono ini sangat stabil. Rem dikit langsung diajak rebah sangat mudah dan ringan. Paling istimewa waktu melibas tikungan S kecil, pindah badan dari kanan ke kiri bisa dilakukan dengan cepat.

Bobot motor ini memang tergolong ringan, hanya 151 kg. Wheelbase-nya juga pendek cuma 1.330 mm. Bandingkan dengan sang kompetitor CBR250R yang sama-sama 250 cc satu silinder, wheelbase-nya 1.370 mm, bobotnya mencapai 165 kg. Pantas saja Ninja RR Mono lincah!

Sudah tidak ada karburator, gantinya throttle body karena sudah injeksi. Radiator besar agar mesin tetap dingin dan ujung knalpot desainnya menarik.
Ketika melibas tikungan lebar pun tetap asik. Sokbraker belakang dengan lima setelah kekerasan ini terbilang stabil, enggak goyang bikin percaya diri buru-buru buka gas meski motor masih rebah. Pastinya bila karet bundar berukuran 100/80-17 di depan dan 130/70-17 di belakang ganti dengan yang memiliki kompon lebih empuk, pasti menikung bakal makin menyenangkan.

Tapi entah jika Ninja RR Mono dengan karakter suspensi seperti ini dipakai harian di jalanan yang banyak lubang, kenyamannya masih perlu dicoba. Pengetesan di jalanan akan kami lakukan juga. Sabar ya!

Performa
Setelah sesi test ride oleh semua media yang hadir usai, kami minta tambah sesi lagi. Kali ini bebas tanpa ada group leader. Bisa gas pooool sampai sore..!!! Benar-benar terasa karakter mesin 250 cc satu silindernya. Meski over bore (bore x stroke: 72 x 61,2 mm), tapi stroke-nya panjang berimbas pada torsi yang besar.

Buka gas langsung terasa dorongan tenaganya tanpa ada delay. Karakter ini berbeda sekali dengan Ninja 150RR 2-tak yang akan digantikan oleh Ninja RR Mono. Ninja 150RR baru terasa "ngejambak" di putaran mesin 8.000 rpm ke atas sehingga harus pintar-pintar menjaga rpm tetap tinggi.

Spesifikasi di brosur tertulis power maksimal 28 dk di 9.700 rpm dan torsi 22,6 Nm pada 8.200 rpm. Tapi pindah gigi paling nikmat ada di 10.000 rpm, jangan sampai kebablasan karena limiter di set di 10.500 rpm. Mencapai 140 km/jam di trek lurus Sentul sih eces.

Kalau racing line benar, sudah buka gas sejak keluar tikungan 10 dan langsung gas pol di tikungan 11 atau tikungan terakhir, jelang tikungan pertama bisa tembus 154 km/jam di speedometer. Hanya saja greget di gigi 5 dan 6 sudah tidak sekuat di awal berakselerasi, jadi butuh waktu lama untuk sampai ke top speed. Untuk putaran atas seperti ini, Ninja 250 2 silinder masih lebih josss!

Engine type : Liquid-cooled, 4-stroke 1 Cyl DOHC
Displacement : 249 cc
Bore x stroke : 72.0 x 61.2 mm
Compression ratio: 11.3:1
Valve/Induction system : DOHC, 4 valves
Fuel system : Fuel injection: diameter 38 mm x 1
Ignition :  Keihin, Transistorized Ignition
Electric: Starting
Lubrication : Forced lubrication, wet sump
Maximum power 20.6 kW / 9,700 rpm
Maximum torque 22,6 Nm / 8,200 rpm
Transmission 6-speed, return
Final Drive Sealed chain
Primary reduction ratio 2.800 (84/30)
Gear ratios: 1st 3.000 (393/11)
Gear ratios: 2nd 1.933 (29/15)
Gear ratios: 3rd 1.444 (31/22)
Gear ratios: 4th 1.217 (28/23)
Gear ratios: 5th 1.045 (23/22)
Gear ratios: 6th 0.923 (24/26)
Final reduction ratio 3.000 (42/14)
Clutch : Wet multi-disc, manual
Frame type Tube diamond
Rake/Trail 24 derajat / 90 mm
Wheel travel, front 110 mm
Wheel travel, rear 116 mm
Tyre, front 100/80-17 M/C (52S)
Tyre, rear 130/70-17 M/C (62S)
Steering angle, left / right 36 derajat / 36 derajat
Suspension, front  telescopic fork
Suspension, rear Bottom-Link Uni-Trak swing arm
Brakes, front Single 263 mm petal disc. Caliper: dual-piston.
Brakes, rear Single 193 mm petal disc. Caliper: Dual-piston.
Dimensions (L x W x H) 1.935 mm x 685 mm x 1,075 mm
Wheelbase 1,330 mm
Road Clearance 165 mm
Seat height 780 mm
Fuel capacity 11 litres
Curb Mass 151 kg

Test Ride Yamaha YZF-R25 Di Dalam Kota, Kira-Kira Nyaman Nggak Ya?




Bodi gambot tetapi mudah untuk dikendalikan
Sedikit masuk jalanan ibu kota, mulai banyak angkutan perkotaan yang berhenti sembarangan. Ini jadi saat yang tepat untuk uji handling motor yang punya bobot kosong 166 kg ini. Ketika menggoyangkan badan untuk berbelok, motor seakan menyatu dengan badan. Gerakan badan bisa diikuti dengan cepat dan halus. Sedikit mirip menunggang skutik berbadan gambot. Tidak terlalu ringan namun mudah untuk dikendalikan.
Kondisi lalin yang padat jadi tantangan tersendiri untuk membuktikan kelincahan sport yang nyaman ini. Hasilnya, tidak ada kesulitan untuk menekuk R25 meliak-liuk di antara himpitan mobil. Sangat bersahabat.
Satu jam bergelut dengan kemacetan ibu kota, tidak terasa lelah. Membawa R25 dijalur yang padat memberikan sensasi yang berbeda dari motor sport kebanyakan. Tidak salah kalau pihak YIMM sebagai produsen mengklaim motor ini nyaman buat harian. Kenyataannya memang demikian.


Indikator lengkap dan mudah dibaca
Setelah puas dengan handling, tester coba menggali performa mesin 2 silinder segaris berkompresi 11,6 : 1 yang diusung R25. Biar datanya lebih akurat, tes akselerasi dicatat Vericom VC3000.
Untuk menempuh kecepatan 0-60 km/jam, R25 bisa melibasnya dalam waktu 3,59 detik saja. Sedangkan berakselerasi dari 0-100 km/jam, hanya butuh 7,10 detik. Lalu buat menempuh jarak 0-100 meter, motor yang mengusung beberapa teknologi MotoGP ini meraihnya dalam 6,48 detik. Sementara menempuh jarak 201 meter yang banyak digunakan para pecinta adu kebut trek lurus, diucapai dalam 10,16 detik.
Oh iya, kala digeber pada putaran tinggi, tenaga besar yang tersimpan dari mesin berkonfigurasi kruk as 180 ini makin terasa. Perpindahan gigi terasa cukup halus, namun menciptakan entakan yang membuat motor melaju semakin cepat. Ciri khas mesin dua silinder, tenaganya baru terasa saat mesin bermain di rpm tinggi.


Spesifikasi Yamaha R25
Dimensi
P x L x T : 2.090 mm x 720 mm x 1.135 mm
Jarak sumbu roda : 1.380 mm
Jarak terendah ke tanah : 160 mm
Tinggi tempat duduk : 780 mm
Berat isi : 166 kg
Kapasitas tangki bensin : 14,3 L
Rangka
Tipe Rangka : Diamond
Suspensi Depan : Teleskopik
Suspensi Belakang : Swing Arm
Ban Depan : 110/70 – 17 M/C
Ban Belakang : 140/70 – 17 M/C
Rem Depan : Cakram hidrolik, piston ganda
Rem Belakang : Cakram hidrolik, piston tunggal
Mesin
Tipe mesin : 4 langkah, 8 Valve DOHC Berpendingin cairan
Jumlah / posisi silinder : 2 Silinder / Tegak
Diameter x langkah : 60,0 x 44,7 mm
Perbandingan kompresi : 11,6 : 1
Daya maksimum : 27,2 kW / 1.200 rpm
Torsi maksimum : 23,2 Nm / 10.000 rpm
Sistem starter : Electric Starter
Sistem pelumasan : Basah
Kapasitas oli mesin : Total = 2,40 L ;
Sistem bahan bakar : Fuel Injection System
Tipe kopling : Basah, kopling manual, multiplat
Tipe transmisi : Return 6 kecepatan
Pola pengoperasian transmisi : 1-N-2-3-4-5-6
Kelistrikan
Sistem Pengapian : TCI
Battery : GT28V (MF Battery 7Ah)
Tipe Busi : CR 93 (NGK)